Peralihan September ke Oktober
Memang judul nalar kali ini agak lain disebabkan pada akhir bulan September dan memasuki bulan Oktober ada beberapa hal yang memang berkaitan dengan gereja dan panggilannya antara lain: 1).bahwa tanggal 30 September adalah tanggal berdirinya organisasi keagamaan yang disebut Gereja Masehi Injili Minahasa dengan Ketua Sinode pertamanya Ds. Vreede dan yang ditahun ini perayaan HUT-nya dilaksanakan di Tombatu, Minahasa Tenggara. 2). Berikutnya, terjadi tragedi nasional sebagai G30S PKI yang ditandai dengan penculikan dan pembunuhan 6 Jenderal TNI AD dan 1 Perwira Pertama pengawal Jend. Nasution. 3). Yang lainnya, adanya gelombang demonstrasi anti produk UU dan RUU dari DPR-RI periode 2015-2019 dan pada sisi lainnya penghinaan rasialis Papua yang bermula dari Surabaya dan kemudian menyebar ke daerah-daerah lainnya termasuk Papua sendiri dan lebih khusus di Wamena. Ketika memasuki bulan Oktober, TNI berhasil menaklukan G30S PKI ini dan hal itu kemudian oleh pemerintah dijadikan sebagai Hari Kesaktian Pancasila pun pada tanggal 2 Oktober adalah pelantikan dari Ketua dan Wakil-wakil Ketua DPR-RI dan DPD-RI, dan ditutup di tanggal 5 Oktober kemarin dengan hari TNI yang menelurkan atraksi-atraksi anggota TNI serta penampilan Alusista darat, laut dan udara, dan yang lebih menarik lagi ialah di bulan Oktober ini juga akan dilaksanakan pelantikan pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo dan Ma’aruf Amin. Inilah kondisi-kondisi yang memiliki makna dengan nalar kali ini dan sebagai contoh, UU perubahan KPK yang didemo oleh Mahasiswa untuk segera dianulir dengan cara Presiden mengeluarkan Perpu ataupun uji materi ke Mahkamah Konstitusi. Alkitab pun mengandung cerita tentang kondisi umat dalam peralihan dari waktu-waktu, beberapa daripadanya ketika umat Israel meninggalkan sistem perbudakan dan menjadi bangsa nomaden selama lebih dari 40 tahun mengeluh dengan derita karena Musa yang katanya mengantar mereka keluar dengan aman, damai dan sejahtera tapi ternyata mereka menggerutu karena kondisi yang dialami tidak sesuai (baca Kel 16:3 dst… mengatakan biar budak tapi masih bisa makan daging daripada keluar ke padang gurun dalam kelaparan dan kematian), berikutnya pada momen-momen terakhir Israel akan masuk ke suasana baru (Negeri Perjanjian) Musa disuruh naik ke Gunung Nebo untuk melihat Tanah yang dijanjikan dan atas dasar itu Musa memberkati suku-suku Israel (Ul 32-33). Peristiwa lainnya ketika Israel dibuang ke Babel sebagai budak dan penderitaan ini diungkapkan melalui nyanyian mereka yang dapat kita ikuti dalam Mazmur 137. Pada cerita tentang Tuhan Yesus maka kita mendapati pemahaman lain/teologi yang datang dari suasana derita dan kematian yang dapat kita baca dari bagian-bagian akhir kitab injil, yang mengantar kita pada realita baru yakni kebangkitan yang memberikan sukacita dan pengharapan. Perjalanan gereja Tuhan di dunia juga banyak mencerminkan peristiwa-peristiwa yang menyenangkan tapi juga peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakkan sesudah berjayanya kekristenan di era Constantinus dan Bizantium maka gereja mengalami juga masa-masa pudar dari kejayaannya antara lain waktu Perang Salib, penyelewengan pengajaran gereja, terjadinya penekanan dan intimidasi dan semua itu juga dirasakan oleh kehidupan gereja di Indonesia. Peralihan waktu ke waktu memberikan foto buruk-baiknya perjalanan dan itulah juga pengalaman-pengalaman individu kita, ada baik-buruknya, senang-susahnya, tawa-airmatanya dan lain-lain. Dari pemahaman ini maka kita coba bernalar demikian: 1). Hidup kita yang sekarang berada pada kurun waktu kemarin (lampau) dan besok (masa depan). Itu berarti bahwa sejarah hidup kita ditentukan untuk mau maju/berkembang atau mundur dan menyerah menjadi pemimpi-pemimpi; 2). Mengajar kita (kebersama-samaan kita) untuk peka terhadap masa depan dengan semua kemajuan dan realita baru yang bisa saja menguntungkan atau mengecewakan kita. Sekarang kita di September-Oktober berikutnya Oktober-November dan seterusnya, dan kita sebagai orang percaya berada di perjalanan waktu dan untuk maksud itu suka atau tidak suka kita akan lewati karenanya iman, doa dan pengharapan karena diperjalanan waktu ada berkat Allah yang tersembunyi tetapi yang disediakan untuk kebahagiaan dan keselamatan kita (baca Mat 13:44-45) dan untuk hal tersebut kita dapat nikmati karena ada tangan Tuhan yang menuntun kita sambil menyanyi Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap. O tiada ‘ku gelisah, akan masa menjelang; ‘ku berjalan serta Yesus. Maka hatiku tenang. Banyak hal tak kupahami dalam masa menjelang. Tapi t’rang bagiku ini: Tangan Tuhan yang pegang.